my heart was paddling

 cup of coffee in the morning accompany our story

pikiran2 sempit kadang terbuka seketika saat mendengarkan kidung2 untuk jiwa.

teringat kekasihku yang kadang kerja keras dan kesungguhannya terselimuti kejengkelanku oleh hal2 kecil yang jika aku mau lebih membuka pikiranku itu hanyalah bentuk protesnya agar aku lebih perhatian padanya. tanpa harus terlalu sibuk mengomentari kesalahan2 kecil yang sering aku permasalahkan karena aku terlalu khawatir akan "kesempurnaan" sebuah proses. fiuuff

hei sayangku... maafkan aku jika sampai detik ini aku lebih sering meragukan kesungguhanmu, hanya karena aku masih takut akan masa lalu bodohku. dan aku terlalu takut untuk mengakui "aku takut kehilangan dirimu", dan semakin aku takut, kusadari aku akan semakin menjauhkanmu dari kehidupanku, karena itu kuputuskan untuk membiarkan perasaan itu bebas menari-nari di matamu, agar dirimu semakin dekat dengan hatiku.

sudah berapa lama kita bersama sayang...??? o iya, sebentar lagi 5 tahun sejak kita memutuskan untuk saling mencoba mengerti pribadi kita masing2. menyelami keegoisan kita masing2 tentang bagaimana menuju impian2 kita -yang kadang sedikit muluk- dan sesekali kita saling menertawakan saat salah satu impian kita anggap terlalu "punguk merindukan planet pluto". kita telah berjalan bersama, jatuh, bangkit, berjalan lagi, berlari, tiba2 terjatuh, dan kita selalu memutuskan untuk bangun dan berjalan lagi, dengan sesekali beristirahat saat kita mulai kehabisan tenaga. bergantian merelakan hati kita masing2 menjadi pundak untuk tempat menyandarkan kepala saat salah satu dari kita merasa lelah. dan saling membelai hati masing2 saat salah satu diantara kita butuh semangat. Oh Tuhan...apakah ini namanya??

perasaan kita telah sering kali naik dan turun, sesuai irama kehidupan yang Tuhan tentukan untuk kita. sungguh ini adalah kekuatan yang Tuhan berikan, hingga kita mampu berjalan bersama sampai detik ini, dan tak satupun dari kita pernah benar2 melepaskan genggaman tangan yang telah direkatkan oleh Tuhan. tak dipungkiri genggaman kita pernah sesekali renggang, tapi salah satu dari kita selalu berusaha keras untuk merekatkannya lagi, agar jangan sampai terlepas. karena jika itu terjadi, kita tau, kita tak akan pernah bertemu lagi, meski dalam ingatan akan masa lalu.

hati dan perasaan manusia seperti lautan, bahkan lebih dalam. kadang kala beriak kecil saat angin bertiup sepoi, dan kadang menjadi ombak besar saat angin datang menderu, membawa badai menyapa air laut. karena itu sayangku, terima kasih karena selalu menjadi sabar setiap kali dalamnya hati dan pikiranku membuatmu bertanya-tanya dalam diam, dan berjumpa dengan kebisuanku.
I love you as you always do... :)

Comments

Popular posts from this blog

God is the best designer

Resensi Buku "Putusin Nggak, Ya?" - my style

among cockroaches, connections, and birthday....