at one time


This song sung by an Indonesian cultural named @Sudjiwotedjo, before I never knew his figure until one day, about five years ago, when I was arguing with my boyfriend, when we were on the verge of despair and do not know how the future of our relationship, he gave me the song it is to be listened to.

Not really understand his poetry, because it uses the Java language Sanskrit, but the soul of this song is so alive and burst into brain and my heart, I cried. even until now, when we're together, each listening to this song, my heart was crushed.

Threw me back on the memories of a long period of uncertainty, getting the wind lost my life, who raised me from the lowest point in my life. and I was not ready for it. This song reminds me of my beloved with to learn to be patient, and should be patient, because God has a plan behind the most beautiful tears have spilled at the time.

Crying because of selfishness, has realized many wounded hearts, the desire to escape from the snare of mud suction expectations. anger at the people who can only blame without providing a solution. eventually tired and stopped at the point of submission to God, Giver of all pain medicine.

lagu ini dibawakan oleh seorang budayawan Indonesia bernama Sudjiwotedjo, sebelumnya aku tak pernah tahu sosok beliau sampai suatu hari, sekitar lima tahun yang lalu, saat aku sedang bertengkar dengan kekasihku, saat kami berada pada ambang keputusasaan dan tak tahu bagaimana kedepannya hubungan kami, dia memberiku lagu itu untuk di dengarkan.

syairnya tak begitu kumengerti, karena menggunakan bahasa jawa sansekerta, tapi jiwa dari lagu ini begitu hidup dan menyeruak ke dalam otak dan hatiku, aku menangis. pun sampai sekarang, saat kami sudah bersama, setiap mendengarkan lagu ini, hatiku terasa diremas.

melemparkanku kembali pada ingatan masa ketidakpastian yang panjang, bersiap kehilangan angin kehidupanku, yang membangkitkanku dari titik terendah dalam hidupku. dan aku merasa tidak siap untuk itu. dengan lagu ini kekasihku mengingatkanku agar belajar bersabar, dan harus bersabar, karena Tuhan punya rencana terindah dibalik air mata yang harus tumpah saat itu.

menangis karena keegoisan diri, tersadar telah melukai banyak hati, keinginan untuk terlepas dari jerat lumpur penghisap harapan. kemarahan pada orang-orang yang hanya bisa menyalahkan tanpa memberikan solusi. pada akhirnya berhenti pada titik lelah dan kepasrahan pada Tuhan, Maha Pemberi obat segala kesakitan.

Here's the lyrics of "Pada Suatu Ketika" or "Titi Kolo Mongso" in Sanskrit :

Wong takonWong sing tur kang angkoro 
Antarane riko aku iki
Sumebar ron ronane koro
Janji sabar 
Sabar sak wetoro wektu
Kala mangsane
Titi kolo mongso
Pamudjiku ti biso 
Sinutra korban jiwanggo
Pamungkase kang tur angkoro 
Titi kolo mongso

Get this video on http://youtu.be/AO9C4A7Blm8

Comments

Popular posts from this blog

God is the best designer

Resensi Buku "Putusin Nggak, Ya?" - my style

among cockroaches, connections, and birthday....