God is the best designer

Suatu malam di ramadhan 2014 ini, kami, dua orang sahabat berbincang ringan tentang perjalanan kehidupan kami. Cinta, pengorbanan, Tuhan, dan takdir. Tak ada yang sama dalam perjalanan kisah tiap manusia, hampir sama itu mungkin.

Tiap hal punya takdir masing-masing, cerita kita bisa sama, masalah kita berkutat pada hal senada, tapi pola pikir kita berbeda, cara kita memandang kehidupan juga tak sama, dan dari sekian option solusi yang ada di depan kita, kita memilih jalan yang berbeda, akhir ceritanya? Tentu tak akan sama.

Akhirnya kami jatuh pada topik agama, tentu tak ada perselisihan karena keyakinan kami pada Allah Yang Maha Esa sama. Hingga dia curious pada cara pandang salah satu teman yang lain tentang esensi ibadah. Buat apa ibadah itu? Buat apa ibadah dilakukan jika masih melakukan kejahatan, yang penting kita baik sama sekitar itu udah cukup kan, itu poinnya.

Aku tergelitik menjawab, jawaban jujur dan naif dari orang yang baru kembali bertemu Tuhannya lagi setelah sekian lama asyik bermain-main dengan janji dunia dan mengejar mimpinya yang belum kunjung sampai, karena lupa pada siapa sesungguhnya Pemilik mimpinya.
Buatku, ibadah itu benteng diri kita dari iblis-iblis yang tak akan berhenti menggoda hingga kiamat datang. Memang banyak orang yang rajin beribadah tapi masih melakukan kejahatan, tapi sungguh kesalahan jika itu dijadikan alibi. Lebih dari itu kita melaksanakan ibadah bukan melulu karena itu adalah kewajiban kita, tapi sejatinya kita membutuhkan ibadah untuk menghidupkan "hati baik" kita, dan yang utama ibadah adalah tabungan kita untuk akhirat kelak, kita tak akan selamanya disini.

Siapa yang bisa menjamin kita akan berkelakuan baik terus tanpa benteng yang kuat dari godaan-godaan kefanaan, apa cukup kita hanya berbuat baik ke sesama manusia, karena kehidupan adalah dua garis, vertikal dan horizontal. Vetikal adalah hubungan kita dengan Tuhan. Horizontal adalah hubungan kita dengan sesama manusia. Keduanya saling terikat dan menyeimbangkan, dinamis berselaras.

Ketika kita memastikan hubungan horizontal kita baik, apakah sudah cukup? Tanyalah hati kecil kita, apakah sudah benar-benar terpenuhi semuanya? Tidak, hati dan jiwa kita kosong tanpa adanya hubungan vertikal. Hubungan horizontal kita tidak akan berjalan baik tanpa kemurahan dari Tuhan untuk menolong kita. Segalanya yang terjadi dalam hubungan horizontal tak lepas dari campur tangan Tuhan, hubungan vertikal kita.

Ketika kita memastikan hubungan vertikal kita baik, apakah sudah cukup? Tanyakan lagi pada hati kecil kita, dia akan timpang, karena manusia adalah makhluk sosial, yang tak akan berjalan sendiri di muka bumi ini tanpa pertolongan dan kerjasama dengan manusia yang lain. Bahkan dalam proses menjalankan hubungan vertikal kita juga butuh bantuan dari manusia lain. Kita butuh guru ngaji untuk belajar membaca Al Quran, kita butuh ulama yang mengajarkan kebesaran Tuhan, kita butuh saudara kita untuk mengingatkan agar terus dalam kebaikan, itulah hubungan horizontal.

Life is circle, semua terkoneksi dan tertata, telah diatur sedemikian rupa agar manusia menemukan kesadaran hakikinya. God is the best designer.

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Buku "Putusin Nggak, Ya?" - my style

among cockroaches, connections, and birthday....