Rara Footnotes

 puisi para pria untuk wanita seperti ws rendra kepada narti seperti chairil anwar kepada sri pria memuja wanita pria berkeluh pada wanita pria juga dilahirkan wanita keduanya saling berkesinambungan keduanya saling dibutuhkan keduanya saling menyentil pria mengangkat wanita wanita menghormati pria keduanya saling menghargai pria menafkahi wanita wanita melayani pria keduanya saling mengisi pria memecahkan kayu wanita menanak nasi keduanya saling memberi pria perpengalaman di area gelap wanita lebih lembut di area terang keduanya saling mendukung pria memeluk wanitanya wanita mengusap peluh prianya keduanya saling menghibur #dan dunia kembali tersenyum melihat merpati hinggap di senja

saat marah tidak selalu negatif marah menyimpan energi yg besar salurkan energi itu untuk mempercepat kinerja kinerja yang mendukung keberhasilan kita kadang manusia perlu dipancing dipancing untuk mengeksplor bakatnya dipancing untuk mengeluarkan idenya dipancing untuk mengeluarkan pendapatnya dipanding untuk siap  berkompetensi dipancing untuk menjadi semakin baik dan baik para pemancing adalah orang yang peduli dengan kita peduli dengan keberadaan kita peduli dengan kemampuan kita peduli dengan gerak prestasi kita peduli dengan hitam putih kita peduli dengan keberlangsungan hidup kita #dan pada akhirnya kemarahan bukan melulu milik iblis

sebagian orang berharap bunga2 berhenti layu, sebagian lagi berharap bunga2 tak lagi berkuncup sesekali hati manusia mengumpat untuk hal buruk yg tiba2 datang, saat mereka mengusahakan kebaikan untuk yg lain halus itu bukan kapas lembut itu bukan semata milik sutera panas dominan milik bara api dan dingin mutlak hak udara karena kulit bayi bisa tergores oleh kapas karena foam cappuccino lebih lembut karena lahar dan api keturunan dari merah bara dan karena es tak akan menjadi dingin saat udara berhenti bergerak seperti kopi yang dingin, rasa pahitnya sama nikmatnya seperti ketika masih berasap seperti kerak nasi, yang kerasnya sama nikmatnya saat masih panas maupun saat sudah dingin seperti kalender meja yang punya kesabaran tak terbatas, meski setiap hari hanya dilihat sekilas mata - tanpa disentuh disentuhpun satu bulan sekali dan sesekali terbanting ke lantai karena tersenggol tas yang tergesa-gesa #dan dunia kembali berwarna abstrak

red is a blood blue is the sea green are leaf yellow is frangipani brown is soil gray is the clouds orange is sunset black is night and white are the canvas where all colors are comfortable on it ... merah itu darah biru itu laut hijau itu daun kuning itu kamboja coklat itu tanah abu-abu itu mendung menggantung jingga itu senja hitam itu malam dan putih adalah kanvas dimana semua warna nyaman di atasnya...